Jurnalisme Data Dapat Menjawab Kritik dan Tangkal Rumor
Untuk itu, kata dia, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah dalam merespons Revolusi Industri 4.0, di antaranya dengan mereformasi sistem pendidikan, dan meningkatkan peluang wirausaha. "Selain itu menggunakan jaringan untuk meningkatkan investasi serta menciptakan insentif pajak yang fair,” ujarnya.
Hadir dalam diskusi ini jurnalis data The Age Australia Craig Butt, CEO Katadata Metta Dharmasaputra, dan dosen Prodi Ilmu Komunikasi Unika Atma Jaya Andina Dwifatma. Terkait tren jurnalisme data, Metta menekankan, saat ini jurnalisme memasuki masa beyond journalism. “Di era digital, data dan informasi ibarat air bah. Karena itu, cara tepat diseminasi data menjadi penting,” kata Metta.
Dia menjelaskan pentingnya konten berbasis data dan fakta. Dengan memaparkan data, konten berita atau tulisan berusaha menjelaskan fakta dan tidak terjebak pada keriuhan pernyataan.
“Konten yang kredibel berdasarkan pada data dan fakta diperlukan untuk mengungkap kebenaran, melawan fitnah dan hoaks, memperkuat kredibilitas informasi, serta terhindar dari politisasi isu,” kata dia.
Sementara itu, Andhina Dwifatma menegaskan, jurnalisme data adalah kemampuan story telling dari tersedianya data yang cukup banyak. Hal serupa disampaikan Craig Butt yang menggarisbawahi berkembangnya jurnalisme data akhir-akhir ini.
“Jurnalisme data penting untuk menangkal rumor dan sindiran-sindiran. Dengan menerapkan jurnalisme data, dapat tersampaikan gambaran besar dari sebuah cerita, kisah dalam konteks lokal, serta cerita-cerita humanis personal dalam waktu yang sama,” katanya.
Editor: Zen Teguh