Kampus Ramah Disabilitas: UAI Belajar dari Universitas Edinburgh
Edoardo Irfan, peserta lainnya, menekankan bahwa pendidikan tinggi ramah disabilitas di Skotlandia bukan hanya soal regulasi.
“Ini lebih dari sekadar kewajiban. Mereka sudah lama melakukan ini dengan serius, fokus, dan sinerginya dengan para stakeholder luar biasa. Sehingga pendidikan inklusif itu benar-benar jadi budaya,” kata Edo.
Di Skotlandia, definisi disabilitas juga lebih luas. Hal ini termasuk masalah kesehatan mental yang dapat memengaruhi proses belajar mahasiswa.
Professor John Ravenscroft dari UoE menyambut baik kerjasama dengan UAI. Ia berharap UAI dapat menjadi pilot project untuk implementasi pendidikan inklusif di Indonesia.
“Jika UAI mulai menyelenggarakan pendidikan inklusi dari nol, itu sangat baik. Ini akan menjadi panduan bagi perguruan tinggi lainnya di Indonesia,” kata John.
Tim UAI akan merumuskan policy brief terkait kampus ramah disabilitas dan menyelenggarakan seminar serta pelatihan bagi dosen-dosen. John Ravenscroft dan Elizabeth McCann dari UoE dijadwalkan untuk berkunjung ke UAI pada pertengahan Mei 2024 untuk membantu UAI dalam mewujudkan kampusnya yang ramah disabilitas.
Editor: Muhammad Fida Ul Haq