Kenapa Gigitan Hewan Rabies Bisa Mematikan? Ini Penjelasan Dosen Unair
Dosen yang juga Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis, Pendidikan, Penelitian, dan Keperawatan Veteriner Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) Unair ini menuturkan bahwa virus ini dapat merusak otak dan membuat sistem saraf pusat tidak bekerja dengan baik.
“Di mana pun bagian tubuh yang mendapat gigitan, virus ini akan berakhir di otak atau sistem saraf pusat,” tuturnya.
Hal ini tidak hanya terjadi pada hewan tapi pada korban gigitannya, dengan case fatality rate hampir 100 persen. Artinya, korban gigitan anjing penderita rabies umumnya meninggal dunia.
Ada beberapa bentuk gejala hewan penderita rabies yang bisa masyarakat waspadai. Gejala yang terlihat jelas adalah hewan penderita bisa menjadi lebih agresif.
“Pada tahap tertentu, hewan ini bisa lebih agresif. Dia bisa menggigit apa saja, manusia bahkan kayu atau benda-benda lain,” paparnya.
Tapi ada tahapan lain yang bernama tahap paralitik. Pada tahap ini hewan menjadi lebih diam bahkan mengarah pada kelumpuhan. Kelemahan yang terjadi pada hewan rabies akan berdampak pula pada korban yang mendapat gigitan. Bahkan, hewan ternak yang biasa menjadi sebagai kurban ternyata dapat terpapar.
“Hewan ternak yang terkena rabies cenderung lebih diam, bisa juga ada gejala takut air atau hidrofobia hingga takut terhadap sinar atau fotofobia,” kata dia.