Kisah Putra Blora Jadi Jenderal Kepercayaan Soeharto, Awalnya Hanya Bermimpi Jadi Kapten
Dalam militer, Ali Moertopo justru mendapatkan gairah baru. Karier militernya dia mulai dengan bergabung dalam Hisbullah. Jalan masuk ini dia ikuti bersama teman-teman sedaerahnya. Ketika kemudian memasuki AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia) dan masih menjadi prajurit cita-citanya berkarier di bidang militer menjadi semakin mantap.
"Ketika masih bergerilya dengan pangkat prajurit, saya hanya menginginkan menjadi Sersan Mayor. Entah kenapa, tapi rasanya menjadi Sersan Mayor kok gagah. Setelah saya menjadi Bintara, saya memimpikan menjadi Kapten. Tuhan, mbok saya diberi kesempatan menjadi kapten, doa saya setiap habis menunaikan salat. Setelah menjadi Kapten, saya tidak pernah punya ambisi lagi," tuturnya.
Ada satu hal menarik lagi mengenai sosok Ali Moertopo yang kemudian menjadi asisten presiden bidang politik dan disebut-sebut Aspri paling berkuasa. Pada satu fase masa remajanya, saat tengah menggandrungi dunia militer, dia pernah merasa tidak senang jika ada yang berbicara masalah politik, tetapi akan berbeda bila membicarakan topik strategi militer.
"Waktu masih perwira, saya tidak senang kalau ada orang bicara politik. Kalau teman-teman saya bicara politik, pistol yang saya cabut. Tapi kalau orang bicara teknik dan strategi kemiliteran, atau semangat korps, saya mau meladeninya. Sejak masih prajurit, saya lebih senang berkecimpung di medan pertempuran," katanya.
Setiap bagian hidupnya kemudian berubah dan berkembang. Pertama, dia menyebutkan anti terhadap dunia militer, kemudian angin berembus sebaliknya. Kedua, saat fase hidupnya menyukai militer namun enggan terhadap politik, tetapi kemudian justru mengenal Ali Moertopo yang selain mengusai militer, intelijen juga politik.
Bintang terang Ali Moertopo sejak meniti karier dari prajurit biasa sudah mulai terlihat. Dia memiliki pemikiran yang moncer. Bisa dibilang, Ali sangat berbakat bila diposisikan dalam masa-masa labil.