Latar Belakang Perang Dingin hingga Dampaknya, Munculnya Blok Barat dan Timur
Di sisi lain, Uni Soviet menolak The Baruch Plan karena dianggap membuat dominasi Amerika Serikat semakin kuat di dunia. Imbasnya, mereka menanggapinya dengan menyerukan perlucutan senjata nuklir secara universal.
Namun, PBB tidak menerima satu pun usulan tersebut. Tujuh belas hari setelah PBB menerima The Baruch Plan atau pada tanggal 1 Juli 1946, Amerika Serikat justru melakukan uji coba nuklir pertama di dunia pasca perang.
Sementara itu, kendali atas upaya atom AS dialihkan dari kendali militer ke kendali sipil. Undang-Undang Energi Atom tahun 1946 membentuk Komisi Energi Atom, yang menempatkan AEC untuk bertanggung jawab atas semua aspek tenaga nuklir. Badan tersebut terdiri dari lima anggota sipil yang diberi nasihat oleh panel ilmiah yang disebut Komite Penasihat Umum dan diketuai oleh J. Robert Oppenheimer.
Di sisi lain, Uni Soviet membentuk pemerintahan sayap kiri di negara-negara Eropa Timur yang telah dibebaskan oleh Tentara Merah, seperti dikutip dari laman Britannica. Melihat hal tersebut, Amerika dan Inggris takut akan dominasi permanen Soviet di Eropa Timur dan ancaman partai-partai komunis yang dipengaruhi Soviet untuk berkuasa di negara-negara demokrasi di Eropa Barat.
Sebaliknya, Uni Soviet bertekad mempertahankan kendali atas Eropa Timur untuk melindungi diri dari kemungkinan ancaman baru dari Jerman, dan mereka berniat menyebarkan komunisme ke seluruh dunia, sebagian besar karena alasan ideologis. Perang Dingin pun semakin menguat pada tahun 1947–1948, ketika bantuan AS yang diberikan berdasarkan Marshall Plan ke Eropa Barat telah membawa negara-negara tersebut berada di bawah pengaruh Amerika dan Soviet secara terbuka mendirikan rezim komunis di Eropa Timur.