Latar Belakang Perang Dingin hingga Dampaknya, Munculnya Blok Barat dan Timur
Pembubaran Uni Soviet menjadikan AS sebagai satu-satunya negara adidaya sejati, yang membebaskan pemerintahnya dari hambatan yang disebabkan oleh adanya ancaman dari lawan yang kuat. Namun, hal ini mempunyai konsekuensi yang tidak diinginkan, di mana mereka memberikan kebebasan kepada pesaingnya, AS untuk mewujudkan impian jangka panjangnya dalam mewujudkan Pax Americana.
Hal ini memungkinkan pemerintah AS untuk melakukan intervensi secara militer dan lainnya di negara-negara asing tanpa takut akan adanya pembalasan besar. Perang Teluk tidak akan pernah terjadi pada sistem bipolar sebelumnya karena Uni Soviet akan memblokirnya.
Berakhirnya Perang Dingin menyebabkan interaksi yang lebih besar antara negara-negara dan masyarakat sehingga mempercepat proses globalisasi dan sepenuhnya mengubah cara negara-negara berkomunikasi, bernegosiasi, dan berinteraksi satu sama lain. Akibatnya, globalisasi meningkatkan dan memperluas perdagangan global, mendatangkan lebih banyak Investasi Asing Langsung (FDI) ke negara-negara berkembang, membangun infrastruktur, dan meningkatkan literasi, menginspirasi gerakan demokrasi melalui jaringan sosial, dan menciptakan munculnya kelas menengah di seluruh dunia.
Salah satu akibat yang tak terelakkan dari berakhirnya Perang Dingin adalah penataan kembali geopolitik negara-negara di seluruh dunia. Korban pertama adalah Gerakan Non-Blok (GNB) yang kehilangan relevansinya karena tidak ada lagi dua blok. Runtuhnya Uni Soviet juga mendorong Uni Eropa memperluas pengaruhnya ke wilayah-wilayah yang pernah dikuasai Moskow.
Tiongkok menggantikan Uni Soviet menjadi negara adidaya besar di dunia yang menaruh perhatian besar pada politik global dan menciptakan lingkup pengaruhnya. Demikian pula, reunifikasi Jerman memperkuat posisinya di UE dan NATO.