Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sosok Umi Salamah, Dapat Penghargaan dari Prabowo usai Dedikasikan Rumah untuk Pendidikan
Advertisement . Scroll to see content

Masih Belajar dari Rumah, Are You Oke?

Rabu, 27 Januari 2021 - 16:22:00 WIB
Masih Belajar dari Rumah, Are You Oke?
Doktor Manajemen Pendidikan Adjat Wiratma. (Foto: dok.pri).
Advertisement . Scroll to see content

Guru tidak akan sukses melakukan blanded learning saat tahu ada murid yang handphone (HP) saja tidak punya, punya HP pulsanya tidak ada, atau satu keluarga hanya punya satu HP yang digunakan untuk lebih dari satu anak. Itu sebabnya setiap guru butuh melakukan asesmen awal bagi muridnya. Tidak hanya asesmen potensi akademik, tapi juga sosial ekonomi, karena ada banyak penelitian menunjukan anak-anak berhasil di sekolah tidak semata-mata keberhasilan sekolah itu tapi juga karena dukungan di rumah. 

Kedua, kelas bahagia itu harus fokus pada pengembangan kepercayaan diri anak. Ingat, salah satu hal penting dalam hybrid learning adalah mandiri. Bagaimana anak juga menjadi pribadi yang PD (percaya diri) sehingga anak terdorong untuk mencari ilmu yang ia butuhkan. Sekolah modern itu harus mampu menjadikan anak-anaknya memiliki kepercayaan diri. Kepercayaan diri itu tumbuh dengan guru memberi kepercayaan pada anak, melatih dia dengan masalah (problem solving), belajar dari kegagalan/kesalahan (bukan penghukuman), presentasi, apresiasi. 

Ketiga menumbuhkan empati. Percaya atau tidak, belajar online dengan tidak pernah tatap muka langsung membuat anak hilang kontak dengan temannya, maka guru harus mengarahkan pembelajaran tatap muka itu untuk membangun empati, salih mengasihi, peduli (rasa kemanusiaannya dibangkitkan), ciptakan semua saling mengenal kelebihan masing-masing, saling menghargai, punya rasa persaudaraan yang tinggi.

Keempat adalah kelas yang di dalamnya mendorong anak untuk mau terus belajar. Guru harus menjadi orang yang mendorong dan menggerakan. Ini butuh banyak kreatifitas guru dalam menyiapkan atau memilih/mereferensikan sumber belajar. E-elarning itu kan sekarang beragam, tidak hanya e-book/e-modul tapi juga sudah multimedia. 

Guru tidak hanya meminta anak untuk cari di google tapi harusnya guru punya blog guru, youtube guru, disamping flatform belajar yang sudah disiapakan pemerintah, itu sebabnya guru penting berkreasi untuk memotivitasi. Blanded salah satunya untuk mengefisienkan waktu belajar, dan mensiasati keterbatasan ruangan, makanya butuh pembagian yang seimbang, yang sudah disiapkan guru mana yang luring, mana yang daring.

Kelima apapun model pembelajarannya, bapak ibu guru harus mampu menciptakan kelas yang hangat dan menyenangkan. Mengajar daring tetap dengan mimik wajah yang ekspresif. Bapak ibu guru harus menyapa, memberikan salam pada siswa, menerangkan materi dengan sangat power full. Rumus verbal, vokal, dan visual harus diterapkan. Guru harus mampu mengoptimalkan tiga V-nya itu. 

Mengajar itu tidak hanya ceramah, baca buku depan murid, menulis di papan tulis. Buatlah proses pembelajaran yang hangat dengan tidak hanya duduk diam. Guru dapat menggunakan media audio video, mengunakan alat peraga, yang semuanya harus dipersiapkan sejak awal. Terkait dengan vokal, bagi guru yang merasa suaranya kecil, yang sudah senior, perlu dilatih untuk mengefektifkan teknik vokalnya.

Terakhir yang keenam adalah kelas yang berkesan dan bermanfaat. Anak akan selalu rindu dengan gurunya, dengan sekolahnya, dan guru pun anak bahagia melihat anak dapat menujukan hasil belajar yang baik bahkan melampaui ekspektasi.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut