Pengamat Sebut Jokowi Berpihak dan Kampanye karena Elektabilitas Prabowo-Gibran Stagnan
JAKARTA, iNews.id - Pengamat politik Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai sikap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memihak dan ingin berkampanye karena elektabilitas Prabowo-Gibran stagnan. Prabowo dan Gibran tidak bisa mengangkat elektabilitasnya sejak dua minggu lalu.
"Sejak dua minggu lalu pernah kita sampaikan bahwa elektabilitas paslon nomor urut dua mengalami kemacetan. Dan kemacetan itu hanya bisa diurai oleh keterlibatan Presiden Jokowi. Ketua partai, timses, bahkan Prabowo dan Gibran juga sudah sulit mengangkat elektabilitas mereka," ujar Ray Rangkuti, Rabu (24/1/2024).
Selain itu, menurut dia, sentimen negatif Gibran usai debat cawapres juga tinggi. Wajah gemoy Prabowo, kata Ray Rangkuti makin sulit menjadi ikon elektabilitas paslon nomor urut dua.
"Pemilih masih terlihat ragu apakah sepenuhnya Pak Jokowi mendukung anaknya atau masih tetap mendua hati. Dalam hal ini kepada pasangan nomor urut tiga (Ganjar Pranowo dan Mahfud MD). Yang hari demi hari memperlihatkan makin menebalkan asosiasi dirinya dengan visi Jokowi," ungkap Ray Rangkuti.
Dia menyebutkan sebagian besar basis massa yang mendukung Jokowi dalam Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 mayoritas akan mengalihkan dukungannya kepada Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam Pemilu 2024.
"Yang menyebabkan pemilih yang masih ragu-ragu lebih banyak beralih ke Ganjar dari pada ke Pak Prabowo. Makin hari, asosiasi ini akan makin menebal. Dan akan makin menebal seiring dengan waktu yang dapat membuat target satu putaran (Prabowo Gibran) sulit bahkan bisa lebih menyulitkan di putaran kedua," katanya.
Editor: Faieq Hidayat