Peranan Orang Tua dalam Implementasi Kurikulum Merdeka, Seberapa Penting?
Adhya mengungkapkan, Kurikulum Merdeka membuatnya dapat melihat perkembangan anak secara berkala, terutama dalam pelaksanaan P5. Dia merasa bahwa anaknya berbahagia melaksanakan projek dan melihat anak-anak mulai mengerti bagaimana pola bekerja sama dengan tim.
“Saya melihat anak-anak sangat antusias menyiapkan ekspo P5 untuk presentasi projek mereka. Mereka belajar gotong royong. Meskipun ada projek pribadi seperti menanam tanaman di rumah dan lainnya, tapi ekspo dalam P5 mengajarkan mereka cara kerja berkelompok,” tutur Adhya.
Keterlibatan orang tua dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka bukan tanpa tantangan sama sekali. Adhya merasa dirinya pernah menghadapi tantangan membersamai anak dalam penerapan Kurikulum Merdeka, tapi tantangan tersebut dapat diatasi seiring dengan waktu.
Dia mengungkapkan, tantangan terbesar adalah memberikan pemahaman pada anak. Contoh, ketika anaknya melaksanakan projek menanam tanaman di rumah saat kelas 1, saat itu tanamannya kurang bisa tumbuh dengan baik, sementara guru meminta laporan perkembangannya.
“Saat dia menanam, tanamannya tidak tumbuh dengan baik, tidak seperti teman-temannya. Gurunya minta membuat laporan untuk progres pertumbuhan. Anak saya merasa sulit menyampaikannya. Jadi, saya berikan pemahaman bahwa dia harus menyampaikan progresnya secara jujur. Projek ini juga melatih kejujuran,” katanya.