Deretan Pemilik PO Bus Bangun Usaha dari Nol, Ada Tukang Pisang dan Anak Buruh Tani
5. PO Haryanto
Perusahaan Otobus (PO) yang cukup dikenal oleh masyarakat adalah PO Haryanto dengan pelayanannya yang cukup baik. Perusahaan yang memiliki trayek Jakarta – Kudus – Jepara – Pati itu diambil dari nama sang pemilik Haji Haryanto.
H Haryanto merupakan anak seorang buruh tani dan tumbuh besar dengan didikan bekerja keras. Tak mampu meneruskan sekolah, Haryanto tak ingin menjadi seseorang tak berguna dan memilih melakukan pekerjaan apa pun.
Mencoba mengadu nasib ke Tangerang, Haryanto mendaftar sebagai anggota TNI dan lolos untuk bertugas di Angkatan Udara Kostrad sebagai pengemudi truk pengangkut sejumlah alat berat, meriam, beras, dan perminyakan.
Pada 1982, dengan modal Rp750 ribu, Haryanto memberanikan diri membeli sebuah angkot dengan trayek Pasar Anyar – Serpong. Ini yang menjadi awal bisnisnya di dunia transportasi umum hingga memiliki ratusan armada bus.
Salah satu hal yang menarik adalah H Haryanto menanamkan nilai-nilai agama pada seluruh stafnya. Bahkan, setiap tahunnya sopir bus PO Haryanto yang berprestasi dan rajin ibadah diberangkatkan umrah.
6. PO Rosalia Indah
Bekerja keras, tulus dan fokus pada pekerjaan yang digeluti menjadi kunci sukses seseorang dalam membangun usaha. Inilah yang dilakukan Yustinus Soeroso, pemilik perusahaan otobus (PO) Rosalia Indah.
Pria yang akrab disapa Pak Roso ini merintis usaha dari nol. Awalnya banyak yang mengira sang pemilik berasal dari orang berada. Namun, Soeroso mengungkapkan, dirinya terlahir dari keluarga kurang mampu.
"Seorang Soeroso itu sebenarnya Cah Deso. Anaknya petani tak punya lahan sawah, buruh tani. Itulah kondisi saya sebenarnya," ujar Yustinus Soreoso dilansir dari kanal YouTube PerpalZ TV.
Dia menuturkan di masa kecil dirinya anak kurang beruntung. Keadaan orang tua yang hidup pas-pasan harus menghidupi enam orang anak. "Di situ saya termotivasi untuk hidup dan sekolah mandiri, sehingga apa yang saya rasakah saat itu kalau sudah dewasa harus pergi dari rumah, dalam artian mengembangkan masa depan saya," katanya.
Sempat menjadi kernet dan agen tiket bus, Pak Roso akhirnya memberanikan diri membangun usaha sendiri. Berawal dari dua unit bus kecil kini punya ratusan bus mewah.
Editor: Dani M Dahwilani