Deretan PO Bus di Indonesia Ganti Panglima Perang, Rian Mahendra dan Aprilia D Lestari Paling Mengegerkan

4. PO Sumber Alam
PO Sumber Alam juga bisa dikatakan mengganti “Panglima Perang” mereka di masa lalu setelah Judi Setijawan Hambali meninggal dunia. Pada 2001, pimpinan diambil alih oleh Anthony Steven Hambali yang merupakan putra almarhum Judi Setijawan.
PO Sumber Alam sendiri berawal dari PO Tresno yang dirintis oleh Thung Tjie Hing pada tahun 1960-an. Lalu, Thung Tjie Hing sudah tak ingin mengurus perusahaan dan diserahkan kepada anak-anaknya.
Dalam kanal YouTube PO Sumber Alam ID disebutkan bahwa PO Sumber Alam terbentuk setelah mengambil alih PO Jaya. Ini dilakukan agar memiliki izin trayek AKAP, yang saat itu melayani rute Jakarta-Yogyakarta.
“Saat itu, untuk memudahkan administrasi, alamatnya ada di Jakarta, namanya sudah PT Sumber Alam tapi busnya masih PO Jaya. Pak Judi (ayah Anthony) ingin memudahkan administrasi dan perbengkelan, barulah di pindah ke Kutoarjo pada 1978,” kata Himawan.
Sementara, Anthony sendiri mulai mengambil alih pimpinan perusahaan pada 2001 hingga saat ini. Sejak awal menduduki kursi kepemimpinan, beberapa kebijakan dikeluarkan untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang PO Sumber Alam.
5. PO SAN
Perusahaan ini didirikan Haji Hasanuddin Adnan pada 1990, bermarkas di Bengkulu, Sumatera Barat. Awalnya, dia bergerak di bidang transportasi truk angkutan barang.
Haji Hasanuddin Adnan yang berlatar belakang seorang pegawai negeri sipil (PNS) berani merambah bisnis bus melihat peluang di transportasi bus penumpang. Akhirnya, dia membuka PO dan keluar dari PNS.
Setelah bertahun-tahun H Hasnuddin menjadi “Panglima Perang”, kini PO SAN dinahkodai sang anak Kurnia Lesani Adnan (Sani) yang merupakan putra ketiga dari sang pendiri. Di bawah arahannya, kini perusahaan makin berkembang dengan peremajaan bus. Sani bahkan menjadi ketua Ikatan Pengusaha Muda Perusahaan Otobus Indonesia (OPMI).
Editor: Dani M Dahwilani