Keluarkan Sang Anak dari PO Haryanto, Begini Perjuangan H Haryanto Bangun Perusahaan
Setelah terkumpul, akhirnya Haji Haryanto memberanikan diri untuk membeli sebuah mobil secara kredit yang dijadikan angkot. Menjadi sopir angkot juga dilakoninya sendiri selepas dirinya bertugas.
“Waktu demi waktu saya memberanikan diri. Saya punya uang Rp750 ribu, buat kredit angkot satu. Saya sopiri sendiri. Kalau siang habis dinas malemnya saya nyopir angkot, ya kalau rusak saya betulkan sendiri,” kata Haji Haryanto dalam video unggahan Mas Wahid di YouTube.
Seiring berjalannya waktu, H Haryanto akhirnya bertemu dengan seorang rekan bisnis, Bu Yanti, yang memberikannya modal untuk mengelola angkot. Hingga akhirnya memiliki ratusan angkot yang dikelolanya sebagai pengurus di lapangan.

Namun, pada saat itu Haji Haryanto masih mengemban tugas sebagai seorang anggota TNI, yang membuatnya memutuskan untuk pensiun. Pada 2000, karier militernya berakhir dengan pangkat terakhirnya Kopral Kepala.
Fokus sepenuhnya pada dunia transportasi, Haji Haryanto akhirnya mengembangkan bisnisnya dengan membeli sebuah bus. Saat itu, dirinya membuka rute Cimone-Cikarang, yang ternyata gagal.
Kendati begitu, Haji Haryanto tak menyerah dan terus berusaha memajukan bisnis transportasinya. Hingga akhirnya mendapatkan izin membuka trayek Kudus-Pati-Pulo Gadung yang menjadi awal kesuksesan PO Haryanto.
“Bus itu jelek loh mas, tapi banyak penumpangnya. Saya beranikan diri meminjam kepada bank untuk membeli sasis. Alhamdulillah, 2002 mulai berkembang. Pada 2004 mulai membangun pool,” ujarnya.

Bukan berarti perjalanan setelah itu mudah, Haji Haryanto mengaku sempat bangkrut pada 2007. Hal itu disebabkan oleh harga bahan bakar minyak (BBM) naik dan kondisi ekonomi buruk.