Jembatan Tertua di Tanah Minang Terbuat dari Akar Berusia 100 Tahun
JAKARTA, iNews.id - Untuk urusan pariwisata, Sumatera Barat selalu memiliki pesona alam menakjubkan untuk dieskplor. Salah satu objek wisata yang dapat membuat wisatawan takjub adalah jembatan akar di Desa Pulut-Pulut, Kecamatan IV Nagari Bayang Utara, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Jembatan ini tidak terbuat dari besi atau kayu, melainkan dari akar. Jembatan yang membentang sejauh 25 meter ini berada di atas sungai. Bahkan usianya diperkirakan mencapai 100 tahun. Jembatan akar ini menjadi salah satu objek wisata yang banyak didatangi wisatawan ketika berada di Tanah Minang.

"Jembatan akar yang terbentuk dari jalinan dua akar pohon yang tumbuh berseberangan dan membentang di atas aliran Batang Bayang di Kecamatan Bayang Utara, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Dalam bahasa Minang, jembatan yang letaknya sekitar 88 km sebelah selatan kota Padang ini oleh masyarakat dinamakan titian aka. Jembatan ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,5 meter dengan ketinggian dari permukaan sungai sekitar 10 meter, mulai dibentuk pada 1890 dan baru dapat digunakan pada 1916. Dengan kata lain, proses merajut akar menjadi jembatan ini membutuhkan waktu lebih kurang 26 tahun. Saat ini, kondisinya semakin lama semakin kuat karena semakin besarnya akar pohon beringin yang membentuknya," tulis Instagram @GenpiSumbar dikutip Jumat (19/10/2018).
Jembatan akar ini unik, sebab dirajut dari akar pohon yang tumbuh di kedua sisi sungai Batang Bayang dan membentuk menjadi jembatan utuh. Keunikan lain dari jembatan ini semakin kuat seiring pertumbuhannya.
Konon, jembatan ini didesain oleh seorang ulama bernama Pakih Sokan. Pembangunan jembatan dilakukan sebagai upaya untuk menghubungkan dua kampung yang dipisah sungai.
Hingga kini, jembatan akar menjadi primadona bagi wisatawan. Tidak sedikit wisatawan berkunjung ke sini hanya untuk melihat keunikan jembatan akar ini sambil berswafoto.
Jika berada di atas jembatan, Anda akan melihat sungai yang jernih dan terlihat jelas ikan-ikan (pareh) berbagai ukuran berenang. Namun, perlu diketahui, jangan sekali-kali menangkap ikan di sini, sebab ikan ini dikeramatkan oleh masyarakat lokal. Ikan ini hanya boleh diambil saat masa panen di waktu tertentu.
Melihat keindahan jembatan akar sambil menikmati kejernihan air sungai membuat siapa saja ingin menceburkan diri berenang di sini. Bahkan, mitosnya siapa saja yang berenang di sini akan mudah mendapat jodoh.
Untuk mencapai jembatan akar ini, Anda dapat mengambil rute dari Painan, Ibu Kota Pesisir Selatan yang memiliki jarak 24 km. Jika dari Kota Padang, Anda dapat melewati Teluk Bayur dengan jarak 80 km. Bagaimana, apakah Anda penasaran ingin berselfie di jembatan tertua di Tanah Minang ini?
Editor: Vien Dimyati