Keseruan Main ke Kebun Kokoa di Lampung, Hasil Panen Melimpah Bikin Petani Makmur
Sementara itu, hasil panen biji kakao kering dari perkebunan Tony pun meningkat drastis dari semula 400 kilogram menjadi 1 ton per tahun.
Harga komoditas kakao kering sendiri kata Tony, masih terbilang stabil yakni kisaran Rp100 ribu perkilonya. Hasil panen dari kebun kakao miliknya juga telah mencapai pasar internasional setelah didistribusikan ke PT. Olam Indonesia.
Tentunya, hal itu berdampak langsung pada perekonomi keluarga Tony.
"Kalau dulu rumah saya gubuk. Tidur saja angin mudah masuk. Rumah itu dulu saya tempel dengan kertas semen untuk menahan angin. Sekarang Alhamdulillah bisa bangun rumah. Anak kuliah, dua-duanya. Bisa beli motor juga dua," ungkap Tony.
Senada dengan Tony, Daksur, petani kakao di Desa Padang Manis, Pasawaran, Lampung, juga mengalami kemajuan serupa.
"Kalau manfaat setelah mengikuti program ini sepertinya luar biasa, seperti sebelumnya kami bertani itu secara alami seperti bapak-bapak kami, ya itulah yang kami kerjakan. Di situ kami masih lokal semua, serba keterbelakangan. Setelah mengenal program ini dari akhir 2017 itu kami jadi memahami penyiangan, sanitasi, maupun di klonnya," jelas Daksur.
Sepanjang 2025 ini, Daksur mengaku berhasil memanen sebanyak 350 kilogram lebih biji kakao kering. Jumlah itu pun bakal terus bertambah hingga periode panen tahun ini selesai.