Mengenal Kesenian Lengger Banyumas lewat Film Tarian Lengger Maut, Miliki Aura Mistis
Libatkan Seniman Senior
Tidak main-main, dalam proses pembuatannya, film ini melibatkan para seniman senior. Salah satunya, seniman calung tradisional yang akrab disapa Pak Kendar dan seniman Lengger senior atau sinden yang dikenal dengan Bu Kendar.
Mereka terlibat langsung dalam persepsi budaya hingga proses pembentukan karakter pemain di film, bernama Sukma.
Aryanna Yuris yang juga produser film Tarian Lengger Maut mengatakan, keterlibatan para seniman Banyumas sangat membantu pembuatan film. Menurutnya, Pak Kendar, adalah penabuh kendang sekaligus salah satu dari sedikit pengrajin calung yang masih bertahan. Dia telah menjadi penabuh sejak muda sejak 1960an.
Dalam kesempatan tersebut, Pak Kendar mengatakan, kesenian lengger lahir dari rakyat Banyumas yang mayoritas adalah petani, jauh dari pengaruh keraton. "Ini terlihat dari gerakan tari yang lebih lugas sesuai dengan karakter orang Banyumas yang blakasuta berbicara dan berlaku apa adanya," kata Pak Kendar.
Sementara itu, Bu Kendar mengatakan, indang lengger akan menambah karisma seorang lengger atau sinden ketika pentas. Bahkan, beberapa dipercaya memiliki kemampuan lebih dari sekadar karisma pemikat.
"Salah satunya adalah sebagai pelindung bagi pemiliknya, karena pada zaman dahulu, seorang lengger dan rombongannya seringkali harus berjalan kaki melalui daerah rawan untuk sampai di tempat pertunjukan," kata Bu Kendar.
Ciri khas dari tarian ini adalah alat musik gamelan dan calung. Menurut Aryanna Yuris, hingga saat ini banyak orang yang tidak bisa membedakan calung dan gamelan.
"Perbedaan mendasar dari keduanya adalah perangkat musik yang dipakainya. Alat musik calung terbuat dari bambu, sementara gending terbuat dari logam. Dari bunyinya, tabuhan calung lebih rancak daripada gending," kata dia.