Consumer Electronic/Gadget: Era bulan madu membeli/memiliki gadget telah lewat. Puncaknya terjadi pada saat Nokia, disusul Blackberry, dan terakhir Apple/Samsung mencapai masa jaya. Kala itu konsumen antre untuk mendapatkan gadget terbaru. Kini milenial membeli/memiliki perangkat elektronik/gadget seperlunya, tidak berlebihan seperti generasi sebelumnya.
Retail: Dampaknya kini sudah terasa, pusat-pusat perbelanjaan yang sebatas menawarkan barang dan tidak menawarkan experience/leisure semakin ditinggalkan konsumen milenial. Sebaliknya, mal-mal modern yang menyediakan coffee shop, dine-out resto, atau hiburan justru tumbuh luar biasa.
3. Innovation Fallacies: The Sevel Story
Tepat 30 Juni 2017 Seven Eleven (Sevel) menghentikan operasinya. Banyak analisis mengupas kegagalan Sevel. Namun, Yuswohady melihat kejatuhan Sevel dari sisi disiplin inovasi. Dia menyebutnya innovation fallacies atau pemahaman umum yang keliru mengenai inovasi.
Awalnya Sevel adalah innovation hero karena telah melakukan inovasi terobosan di tengah industri ritel nasional paceklik ide-ide bisnis segar sejak duo Indomaret-Alfamart menghegemoni pasar ritel. Namun, kesuksesan awal membuat Sevel kendor disiplin inovasinya. Sevel tak melakukan inovasi-inovasi lanjutan untuk menyempurnakan konsep bisnisnya.
Inovasi bukanlah lomba lari cepat 100 meter, tapi lomba lari maraton. Maksudnya, setelah inovasi besar terwujud, diperlukan inovasi-inovasi kecil dalam kurun waktu yang panjang.