Erick mengungkapkan, hal itu tidak terlepas dari transformasi BUMN yang masih terus berjalan. Selain meninhgkatkan keuntungan, transformasi BUMN juga diharapkan menambah lapangan pekerjaan serta memungkinkan BUMN untuk berekspansi ke seluruh dunia.
"Melalui transformasi ini, kami bisa menciptakan lapangan kerja, tetapi pada saat yang sama, kami menjadi lebih terbuka dalam mengelola perusahaan kami dan memungkinkan mereka untuk go public," ujar Erick Thohir.
Dalam wawancaranya dengan This Week in Asia, Thohir juga membahas soal peningkatan investasi dari pabrikan China dan Eropa, termasuk CATL China dan Volkswagen Jerman, karena Indonesia bercita-cita untuk menciptakan rantai pasokan kendaraan listrik ujung ke ujung di wilayahnya.
"Indonesia, sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, menjadi pemain penting dalam rantai pasok global," ungkap Erick Thohir.
Dia pun membela larangan ekspor komoditas Jokowi yang dinilai kontroversial, termasuk bijih nikel dan bauksit. Erick menjelaskan langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk memberikan nilai tambah bagi industri dalam negeri.
“Kami tidak mau mensuplai bahan mentah, karena tidak menciptakan nilai tambah bagi Indonesia. Kita membutuhkan penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Jika kami tidak melakukan ini, ini akan menjadi masalah bagi kami dalam 5 hingga 10 tahun ke depan,” tutur Erick Thohir.