Dia berharap, melalui penyelenggaraan Bunex 2024 ini juga bisa menjadi tempat untuk para pelaku usaha mendapatkan business matching atau kontrak kerja diantara para peserta pameran yang hadir.
"Setelah acara ini tentu kita biasanya akan selalu sampaikan berapa transaksi potensi perdagangan yang terjadi dalam pertemuan bisnis ini ya, tentu kita juga akan mendapatkan dari pasar-pasar ekspor kita," katanya.
Pasalnya, belakangan persaingan pasar global untuk komoditas perkebunan semakin kompetitif. Beberapa negara mengambil kebijakan untuk membatasi barang impor masuk, hal ini dilakukan dengan menerapkan standar produk yang ditetapkan oleh negara tujuan ekspor. Misalnya, sertifikasi produk kelapa sawit yang diterapkan oleh negara-negara Eropa, sehingga produk Indonesia sulit untuk masuk.
"Acara ini akan menjadi ajang promosi, ajang diplomasi juga termasuk juga tentu ajang pengenalan kepada konsumen terkait produk perkebunan kita," tuturnya.
Kegiatan Perkebunan Expo (Bunex 2024) diharapkan dapat menjadi acuan pelaksanaan kebijakan perkebunan berkelanjutan dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan energi serta menjadi pertimbangan pemerintahan yang akan datang terkait peran penting sektor perkebunan dalam mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.