Tony menyebut, efisiensi dilakukan untuk memastikan bisnis Hero tetap berkelanjutan. Pasalnya, pendapatan dari lini bisnis makanan mulai turun. Hingga kuartal III-2018, pendapatan bisnis di sektor tersebut turun sehingga membuat kerugian operasional Hero membengkak lebih dari dua kali lipat.
Dia menyebut, karyawan yang dipecat sebelumnya bekerja di toko-toko Hero yang ditutup. Manajemen, kata dia, menolak untuk memutasi karyawan ke lini bisnis Hero lainnya karena akan menimbulkan persoalan baru.
"Karyawan yang ditukar pekerjaannya belum tentu sesuai dengan pekerjaan di tempat yang baru, larena variabelnya sangat banyak di antaranya kecocokan, skill, dan lain-lain," kata dia.
Tony membenarkan manajemen sempat berjanji membuka peluang mutasi karyawan yang dipecat. Namun, kerugian yang dialami sejak 2014 membuat manajemen menutup peluang tersebut.