Kendati demikian, laba bersih Lippo Karawaci justru turun dari Rp132,76 miliar pada kuartal I-2018 menjadi Rp50 miliar pada kuartal I-2019.
CEO Lippo Karawaci, John Riady menilai, kenaikan pendapatan merupakan hasil dari rencana transformasi strategis perseroan. Dia berharap kinerja kuartal I-2019 menjadi titik balik bagi bisnis Lippo Karawaci.
"Program pendanaan berjalan dengan baik dimana kami telah menyelesaikan tender obligasi dan mulai mengurangi rasio utang dalam neraca," kata dia, dikutip Kamis (2/5/2019).
Program pendanaan yang telah diumumkan Maret 2019 akan menghasilkan dana segar 1,01 miliar dolar AS. Dana ini berasal dari right issue 730 juta dolar AS, penjualan Puri Mall ke LMIRT 260 juta dolar AS, dan penjualan dua rumah sakit di Myanmar senilai 19,5 juta dolar AS.
Meski pasar properti melambat, John melihat peluang yang cukup besar untuk perbaikan. Dia berharap, pemilu 2019 segera selesai sehingga pre-sales bisa naik tinggi.
"Kami berharap bahwa dalam beberapa bulan mendatang, pasar properti akan hidup kembali dengan suasana yang lebih dovish dari bank sentral, sehingga dapat mendukung ekspansi pasar," ujar dia.