HONG KONG, iNews.id - Evergrande Group membukukan kerugian 33 miliar yuan (4,5 miliar dolar AS) atau setara Rp68,77 triliun pada semester I 2023. Angka ini menurun dibanding 66,4 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu.
Mengutip Reuters, penurunan kerugian ini berkat peningkatan pendapatan perusahaan sebesar 44 persen dari tahun sebelumnya menjadi 128,2 miliar yuan. Peningkatan ini berkat perusahaan yang secara aktif merencanakan dimulainya kembali penjualan dan berhasil memanfaatkan ledakan singkat di pasar properti yang muncul pada awal tahun.
Pengembang properti tersebut berada di pusat krisis di sektor properti China yang sejak akhir tahun 2021 telah mengalami serangkaian gagal bayar utang, rumah yang belum selesai dibangun, dan pemasok yang belum dibayar, sehingga menghancurkan kepercayaan konsumen terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Bulan ini, pembayaran kupon dolar AS yang gagal dilakukan oleh pengembang swasta terbesar di China, Country Garden. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan penularan dalam perekonomian yang sudah melemah karena lemahnya permintaan dalam dan luar negeri, melemahnya aktivitas pabrik, dan meningkatnya pengangguran.
Liabilitas perusahaan sedikit menurun menjadi 2,39 triliun yuan dari 2,44 triliun yuan pada akhir tahun 2022. Sementara, total aset juga menyusut menjadi 1,74 triliun yuan dari 1,84 triliun yuan.
Pengembang membukukan kerugian bersih gabungan sebesar 81 miliar dolar AS untuk tahun 2021 dan 2022, dibandingkan laba 8,1 miliar yuan pada tahun 2020.