Melalui smart green house, dilakukan pengendalian iklim mikro yang berkaitan dengan suhu, kelembapan dan intensitas cahaya. Langkah itu bertujuan agar proses fotosintesis optimal dan memberikan hasil yang baik.
"Konsep ini sudah diterapkan pada Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan di Kabupaten Malang, Jawa Timur," ujar Dedi.
Di lokasi tersebut, telah dibangun 11 unit smart green house dengan total luas lahan mencapai 4.400 meter persegi dan 1.000 meter persegi lahan cerdas terbuka.
Proyek percontohan itu menggunakan teknologi maju, seperti sistem sensor iklim mikro secara otomatis maupun manual, sesuai dengan kebutuhan. Kemudian, server pengaturan dan perangkat pendukung otomatisasi iklim mikro, dan peralatan manajemen nutrisi.
Untuk saat ini, konsep pertanian pintar yang diterapkan di BBPP Ketindan tersebut memang baru pada sejumlah komoditas, seperti strawberi, tomat, jeruk, dan paprika. Untuk ketahanan pangan jangka panjang, konsep tersebut bisa diadopsi untuk tanaman pangan.
"Konsep pertanian cerdas ini akan diadopsi Indonesia. Tentu tidak bisa sekejab, ada proses, seperti pelatihan, pendidikan, dan edukasi kepada petani. Tapi ke depan pertanian cerdas ini menjadi upaya untuk mengendalikan fenomena El Nino terhadap produksi pertanian," tutur Dedi.