Apa itu Resesi 2023? Begini Penyebab serta Dampaknya bagi Indonesia

Ami Heppy S
Apa itu Resesi 2023 (Foto: SIndonews)

JAKARTA, iNews.id - Tengah ramai diperbincangkan, apa itu resesi 2023?  Sebelumnya, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi dunia dipastikan mengalami resesi pada 2023. 

Menurutnya, resesi ini dipicu oleh banyak bank sentral negara-negara dunia secara bersamaan menaikkan suku bunga secara ekstrem untuk mengatasi inflasi.  

“Hal ini kemudian memicu inflasi, yang kemudian membuat dunia pasti mengalami resesi di 2023," ungkap Sri Mulyani beberapa waktu lalu seperti dilansir MNC Portal Indonesia. 

Menurut Bank Dunia, resesi global akan muncul akibat meningkatnya inflasi serta semakin ketatnya kondisi keuangan. 

Lantas, apa itu resesi? Apa yang menyebabkannya serta bagaimana dampaknya bagi Indonesia? Simak ulasan iNews.id berikut ini.


Apa itu Resesi 2023


Mengutip laman resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara sederhana resesi adalah kondisi dimana perekonomian suatu negara sedang memburuk dimana hal ini terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) yang negatif, meningkatnya pengangguran, maupun pertumbuhan ekonomi riil negatif selama dua kuartal berturut-turut.  

Sedangkan Forbes menjelaskan bahwa resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan. 

Pada tahun 1974, ekonom Julius Shiskin mengemukakan beberapa aturan praktis untuk mendefinisikan resesi. Definisinya tentang resesi yang paling populer adalah penurunan PDB selama dua kuartal berturut-turut. Ekonomi yang sehat berkembang dari waktu ke waktu, sehingga dua kuartal berturut-turut dari output yang berkontraksi menunjukkan ada masalah mendasar yang serius, menurut Shiskin. 

Kemudian menurut National Bureau of Economic Research (NBER), resesi adalah penurunan secara signifikan aktivitas ekonomi yang terjadi dalam berbagai sektor perekonomian selama beberapa bulan secara berturut-turut. Biasanya terlihat pada Produk Domestik Bruto (PDB) riil, lapangan kerja, produksi industri, dan penjualan grosir-eceran.


Penyebab Resesi


Terdapat beberapa hal yang akan menyebabkan resesi. Dikutip dari Forbes, inilah sejumlah faktor pendorong utama terjadinya resesi ekonomi:


1. Guncangan ekonomi yang mendadak


Terjadinya guncangan ekonomi yang mendadak akan memicu resesi serta berbagai masalah ekonomi yang serius. Mulai dari tumpukan utang yang dimiliki individu maupun perusahaan. 

Pandemi Covid-19 yang menyerang sebagian besar negara yang telah mematikan ekonomi di seluruh dunia, adalah contoh terbaru dari kejutan ekonomi yang tiba-tiba.


2. Utang yang menumpuk


Ketika individu atau perusahaan mengambil terlalu banyak utang, biaya pembayaran utang tersebut dapat meningkat ke titik di mana mereka tidak dapat membayarnya. 

Tumbuh default utang dan kebangkrutan kemudian akan membalikkan perekonomian.


3. Gelembung aset


Penyebab resesi berikutnya adalah gelembung aset. Para investor yang panik biasanya akan segera menjual sahamnya sehingga memicu resesi. Hal ini juga disebut sebagai “kegembiraan irasional”. 

Kegembiraan tersebut akan menggembungkan pasar saham serta real estate. Kemudian pada akhirnya gelembung tersebut akan pecah dan terjadilah panic selling yang bisa menghancurkan pasar. Hal ini kemudian menjadi penyebab resesi.


4. Tingginya Inflasi


Inflasi adalah tren kenaikan harga yang stabil dari waktu ke waktu. Inflasi bukanlah hal yang buruk, tetapi inflasi yang berlebihan adalah fenomena yang berbahaya. Bank sentral mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga, dan suku bunga yang lebih tinggi menekan aktivitas ekonomi.  

Inflasi yang tidak terkendali pernah berlangsung di Amerika Serikat pada tahun 1970-an. Untuk memutus siklus, The Fed dengan cepat menaikkan suku bunga, yang menyebabkan resesi.


5. Deflasi berlebihan


Sementara inflasi yang tidak terkendali dapat menciptakan resesi, deflasi bisa menjadi lebih buruk. Deflasi adalah ketika harga turun dari waktu ke waktu, yang menyebabkan upah berkontraksi, yang selanjutnya menekan harga. Ketika lingkaran umpan balik deflasi menjadi tidak terkendali, orang dan bisnis menghentikan pengeluaran, yang melemahkan ekonomi.  

Perjuangan Jepang menghadapi deflasi yang terjadi pada hampir sepanjang tahun 1990-an telah menyebabkan resesi yang parah.


6. Perubahan teknologi


Saat ini, beberapa ekonom khawatir bahwa AI dan robot dapat menyebabkan resesi dengan menghilangkan seluruh kategori pekerjaan.

Editor : Komaruddin Bagja
Artikel Terkait
Nasional
3 tahun lalu

Dosen UNS Beberkan Rahasia Aman dari Ancaman Resesi Ekonomi 2023, Apa Itu?

Bisnis
3 tahun lalu

Hary Tanoesoedibjo Optimistis Indonesia Bisa Hadapi Ancaman Resesi 2023, Ini Alasannya

Bisnis
3 tahun lalu

5 Langkah Menghadapi Resesi 2023 untuk Keamanan Keluarga, Nomor 2 Sulit Dikontrol

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal