Lalu apa saja penyebab krisis moneter? Umumnya, krisis moneter dapat terjadi jika lembaga atau aset dinilai terlalu tinggi, dan dapat diperburuk oleh perilaku investor yang tidak rasional atau panik.
Misalnya, serangkaian aksi jual yang cepat di pasar modal dapat mengakibatkan harga saham jatuh, sehingga mendorong investor membuang saham atau melakukan penarikan tabungan dalam jumlah besar ketika rumor kegagalan bank.
Ada beberapa faktor yang turut berkontribusi pada krisis moneter, yaitu kegagalan sistemik, perilaku investor atau pemodal yang tidak terkendali, insentif untuk mengambil terlalu banyak risiko, ketiadaan atau kegagalan peraturan, atau efek domino yang menyebabkan krisis menyebar dari satu lembaga ke lembaga lain bahkan antarnegara.
Berikut beberapa penyebab krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada 1998:
1. Rupiah Anjlok
Sebelum krisis moneter 1998, Indonesia telah mengalami penurunan nilai mata uang atau kurs rupiah pada Agustus 1997 bahkan terjun bebas ke titik terendah pada September 1997.
Dalam waktu kurang dari setahun, kurs rupiah yang berada di angka Rp2.380 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Agustus 1997, anjlok hingga 600 persen menjadi Rp16.650 pada Julo 1998.