4 Profil BUMN Bakal Dibubarkan Erick Thohir, Ada yang Pernah Jadi Tempat Kerja Jokowi

Suparjo Ramalan
Menteri BUMN Erick Thohir

JAKARTA, iNews.id - Ada tujuh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan dibubarkan Kementerian BUMN. Rencana likuidasi alias pembubaran itu didasari atas operasional perseroan yang sudah mati suri sejak 2008 lalu. 

Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, proses pembubaran dilakukan usai pemegang saham berkoordinasi dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA). Rencananya, pembubaran tujuh BUMN dilakukan hingga akhir 2021. 

"Itu sudah dari 2008 mati suri. Kita sebagai pimpinan akan zalim kalau enggak ada kepastian," ujar Erick kepada wartawan di Gedung Kementerian BUMN, dikutip (5/5/2021).

Adapun MNC Portal Indonesia merangkum empat profil perusahaan pelat merah yang masuk dalam daftar BUMN yang segera dilikuidasi oleh Erick Thohir, yakni:

1. PT Kertas Kraft Aceh (Persero)

Pemegang saham memasukan Kertas Kraft Aceh sebagai perusahaan yang tidak produktif sejak beberapa tahun belakangan. Core business atau bisnis utama perseroan negara ini adalah memproduksi kertas kantong semen. 

Diketahui, sejak 2007 silam manajemen dan pemegang saham perusahaan memutuskan menghentikan produksi kertas karena bahan baku dan gas yang tidak menunjang. Meski begitu, ada upaya penyelamatan yang dilakukan Kementerian BUMN dengan mencari pendanaan sebesar Rp 1 triliun untuk menunjang kinerja produksi. Anggaran tersebut dibutuhkan untuk memenuhi bahan baku dan perbaikan alat produksi, tapi, upaya ini tak berjalan. 

Menariknya, perusahaan negara ini merupakan tempat kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat tinggal di Nanggroe Aceh Darussalam, lokasi perusahaan tersebut didirikan. 

Dikutip laman Kementerian BUMN, Kertas Kraft Aceh bergerak di bidang industri pulp dan kertas yang didirikan dalam rangka swasembada pengadaan kertas kantong di dalam negeri. Perusahaan didirikan pada 1983, yang disusul pembangunan pabrik pada 1985 dengan investasi 424,7 juta dolar AS. 

Pabrik mulai beroperasi pada 1989 dengan produksi komersial pada 1990. Lokasi pabrik berada di zona industri Lhokseumawe, 26 kilometer (km) dari Lhokseumawe, Aceh Utara. Namun, sejak 2007, operasional perusahaan terkendala akibat terhentinya pasokan bahan baku. 

2. PT Industri Glas (Iglas)

Bernasib sama dengan Kertas Kraft Aceh, PT Iglas juga masuk daftar BUMN sakit. Erick Thohir pernah melontarkan kalimat bahwa perusahaan 'mati segan, hidup tak mau' karena kinerja yang payah dan merugi. 

Dari laman website Kementerian BUMN, Industri Glas bergerak di bidang pembuatan kemasan gelas, khususnya botol untuk memenuhi kebutuhan industri bir, minuman ringan, farmasi, makanan, dan kosmetika, dengan total kapasitas 340 ton per hari atau 78.205 ton per tahun.

Banyak perusahaan yang mempercayakan pembuatan kemasannya dikerjakan oleh BUMN yang berkantor pusat di Segoromadu Gresik ini, salah satunya Coca-Cola. Hampir separuh pabrik PT Iglas dikerahkan untuk memproduksi botol beling Coca-Cola.

Kendati demikian, Coca-Cola perlahan mengurangi pemesanan botol dari perusahaan yang didirikan sejak 29 Oktober 1956. Hal itu karena perusahaan asal Amerika Serikat ini mulai beralih menggunakan kemasan botol plastik.

Editor : Jujuk Ernawati
Artikel Terkait
Buletin
12 jam lalu

Jokowi Tak Hadiri Sidang, Mediasi Gugatan Citizen Lawsuit soal Ijazah Kembali Deadlock!

Nasional
1 hari lalu

ANRI Akui Tak Punya Daya Paksa Ambil Ijazah Jokowi dari KPU

Nasional
1 hari lalu

Purbaya Jawab Pernyataan Jokowi terkait Whoosh: Ada Betulnya Sedikit

Nasional
1 hari lalu

Jokowi Sebut Whoosh Bukan buat Cari Laba, Ini Reaksi Purbaya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal