Meskipun inflasi di negara tersebut sedikit berkurang sejak tahun lalu, harga pangan di Sri Lanka bulan lalu masih 65 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Bank Dunia memperkirakan bahwa ekonomi Sri Lanka menyusut sebesar 9,2 persen pada tahun 2022 dan akan mengalami kontraksi lebih lanjut sebesar 4,2 persen tahun ini.
Pinjaman China ke Sri Lanka mencapai sekitar 7 miliar dolar AS, sementara India sebesar 1 miliar dolar AS.
Pemerintah Sri Lanka awalnya berharap untuk menyetujui rencana pembayaran baru dengan China dan India pada akhir 2022.
Namun, jika China dan India pada akhirnya setuju untuk menghapus sejumlah utang mereka ke Sri Lanka, potensi masalah lain muncul dalam bentuk kreditur swasta, yang merupakan 40 persen dari stok utang luar negeri negara tersebut.