JAKARTA, iNews.id - Berdasarkan data global 75 persen anak yang mengalami gizi buruk alias stunting kemungkinan IQ-nya di bawah rata-rata. Bagaimana cara mencegahnya? Perlu penanganan khusus dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, masyarakat, lembaga swadaya, swasta hingga pemerintah sebagai pemangku kebijakan.
Diketahui, stunting merupakan kondisi di mana pertumbuhan dan perkembangan anak di bawah rata-rata. Tinggi badan anak stunting jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya.
Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir. Kondisi ini biasanya tampak setelah anak berusia dua tahun.
Pemerintah Indonesia pun telah berupaya menurunkan angka stunting dari 37,2 persen pada 2013 menjadi 30,6 persen pada 2018. Namun angka ini masih di bawah standar World Health Organization (WHO), yakni 20 persen.
Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan angka stunting baik melalui upaya pencegahan (preventif) maupun intervensi. Salah satu catatan penting dalam mengatasi stunting adalah terobosan yang dilakukan Tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), yang dipimpin Profesor Damayanti Rusli di daerah Pandeglang, Banten.