Laporan Organisasi Kesehatan Dunia pada tahun 2020 mencatat bahwa 20% kematian terkait penyakit jantung terkait dengan merokok. Sementara itu, dampak vaping terhadap kesehatan jantung masih belum jelas, namun penelitian mengaitkannya dengan peningkatan serupa pada tekanan darah dan detak jantung.
Sebuah studi pada tahun 2022 membandingkan hasil tes stres olahraga pada orang yang melakukan vape, merokok, dan mereka yang tidak melakukan vape atau merokok. Orang-orang dalam kelompok vaping secara konsisten memiliki kinerja yang lebih buruk dibandingkan kelompok kontrol.
CDC mencatat bahwa orang yang merokok memiliki kemungkinan 30 kali lebih besar terkena dan meninggal akibat kanker paru-paru dibandingkan mereka yang tidak merokok. Penelitian juga mengaitkan merokok dengan peningkatan risiko kanker usus besar, tenggorokan, payudara, dan kanker lainnya.
Vape memang belum cukup lama beredar sehingga para ahli dapat memahami sepenuhnya hubungan antara penggunaannya dan risiko kanker. Namun, banyak produk vape yang mengandung karsinogen yang sama dengan rokok, termasuk formaldehida, asetaldehida, dan nitrosamin.
Vape mengandung nikotin, yang diketahui memiliki dampak buruk bagi kesehatan, seperti beracun bagi perkembangan janin, sangat membuat ketagihan, hingga bisa membahayakan perkembangan otak remaja dan dewasa muda, yang berlanjut hingga awal hingga pertengahan usia 20-an.