Dokter Eko Priatno, menjelaskan, laparoskopi untuk Gerd adalah pilihan yang sangat efektif bagi pasien yang tidak merespons dengan baik terhadap obat-obatan. "Dengan teknik ini, kami dapat memperbaiki katup antara lambung dan esofagus yang menjadi penyebab utama refluks asam. Pasien biasanya dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan operasi konvensional," katanya.
Dokter Eko Priatno menambahkan, bagi pasien Gerd, bedah laparoskopi dilakukan jika pasien mengalami kondisi parah dan kronis. "Pasien yang mengalami gejala Gerd berat dan berkepanjangan, yang tidak membaik dengan penggunaan obat-obatan bisa dilakukan laparoskopi," katanya.
Selain itu, kondisi lainnya adalah komplikasi Gerd, seperti esofagitis (peradangan pada esofagus), penyempitan esofagus, atau Barrett’s esophagus, yang berisiko menjadi kanker esofagus.
Bagi pasien yang terus-menerus menggunakan obat antasida atau proton pump inhibitors (PPI) untuk mengontrol gejala, tetapi tetap tidak mendapatkan perbaikan yang signifikan ini juga memerlukan tindakan laparoskopi. Kemudian, pasien yang mengalami efek samping dari pengobatan jangka panjang, yang membuat kualitas hidup menurun.