"Hasil riset kami menunjukkan kemungkinan menggunakan intervensi diet sebagai pendekatan untuk meningkatkan kualitas sperma pria usia reproduksi," kata Nassan.
Jumlah sperma normal umumnya di antara 15 juta hingga 200 juta sperma setiap satu mililiter semen. Beberapa dekade terakhir, kualitas sperma dan tingkat hormon seks menurun secara substansial, didorong oleh pola makan tak sehat di banyak belahan negara, kata peneliti.
Analisis saat ini melibatkan 2.935 pria sehat di Denmark dengan rata-rata usia 19-20 tahun. Peneliti membagi mereka berdasarkan seberapa mirip pola makan dengan empat tipe, diet makanan Barat, diet sehat, "open sandwich" yang makanannya didominasi gandum, ikan, daging, dan produk susu serta diet serupa vegetarian yang lebih banyak berisi sayuran, kedelai, susu dan telur, tanpa atau sedikit daging merah atau ayam.
Jumlah total sperma dari orang yang biasa menyantap makanan khas Barat lebih rendah dibandingkan orang-orang dari tiga pola makan lainnya.
Studi ini tidak dirancang untuk membuktikan apakah diet berdampak langsung pada sperma atau kesuburan. Peneliti juga fokus pada pria sehat dan muda yang mungkin belum pernah berusaha memiliki anak, dan mereka tidak memeriksa apa yang terjadi pada pria lebih tua yang ingin jadi ayah.