JAKARTA, iNews.id - Penyakit jantung koroner masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Biasanya, pemicu utamanya yaitu gaya hidup, rokok, manajemen stres yang buruk, hingga pola makan yang tidak sehat.
Penyakit jantung terjadi akibat adanya penyempitan atau penyumbatan di dinding koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplai darah ke jantung menjadi terganggu.
Jika tidak tertangani dengan baik, penderita jantung koroner berpotensi mengalami henti jantung mendadak sudden cardiac death. Biasanya disebut serangan jantung.
Untuk mengatasi serangan jantung mendadak, Anda harus paham bagaimana menangani dengan cepat saat terjadi serangan jantung.
Dokter spesialis jantung RS Premier Jatinegara, Hasril Hadis mengatakan, perlu ada perawatan komprehensif bagi pasien yang terkena serangan jantung. Sebab, serangan jantung dapat menyebabkan kematian bila tidak segera tertangani.
"Memang tidak semua serangan jantung selalu berakibat fatal, bisa saja seseorang mengalami serangan jantung ringan," kata dr Hasril melalui keterangannya belum lama ini di Jakarta.
Menurut dr Hasril, pertolongan pertama serangan jantung harus diketahui terlebih dahulu pasien tersebut sadar atau tidak. Sebab, penganannya berbeda.
"Apa pun itu kita perlu bantuan hidup dasar. Makanya penting itu diajarkan sejak dini. Kita bisa cek semua, cek nadi di leher, napas, dan lainnya. Kalau tidak ada napas, lakukan pijat jantung (CPR) agar denyut jantung kembali detak," kata dia.
Namun, jika serangan jantung pada pasien yang sadar ini penanganannya lebih tenang. Sebab, Anda bisa mengatasinya dengan berbagai cara, mulai dari minum obat hisap yang di bawah lidah, minum obat pengencer darah, dan lainnya.
"Setelah mendapat penanganan obat, Anda bisa membawa pasien serangan jantung ke rumah sakit terdekat secepatnya," katanya.
Perlu diketahui, berdasarkan data dari WHO, penyakit jantung merupakan salah satu penyakit dengan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di dunia dengan angka mencapai 18,6 juta orang setiap tahunnya.
Sementara, di Indonesia menurut Kementerian Kesehatan penyakit jantung juga menduduki peringkat tertinggi dengan membebani BPJS hingga lebih dari Rp10 triliun dan terus meningkat setiap tahunnya.
Dokter Hasril Hadis menambahkan, serangan jantung dapat menyebabkan kematian bila tidak segera tertangani. Namun tidak semua serangan jantung selalu langsung berakibat fatal, bisa saja seseorang mengalami serangan jantung ringan.
"Pada kasus seperti ini pertolongan pertama harus dilakukan secara cepat dan diikuti dengan penanganan dari ahli penyakit jantung secara komprehensif. Penanganan yang akurat sangat penting untuk meminimalkan kerusakan pada jantung, sehingga pasien dapat kembali pulih secara maksimal," kata dia.