“Saat makanan digoreng, kalorinya menjadi lebih padat karena bagian luar makanan kehilangan air dan menyerap lemak [atau] minyak,” katanya.
Minyak yang digunakan dalam makanan yang digoreng mengandung lemak trans, yang telah terbukti meningkatkan LDL atau low-density lipoprotein. Kolesterol tinggi ini dapat menumpuk di dinding arteri dan menyebabkan penyakit jantung yang dikenal sebagai aterosklerosis.
Kesimpulan ketiga dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Heart adalah bahwa partisipan yang paling banyak mengonsumsi gorengan memiliki risiko gagal jantung sebesar 37% lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang mengonsumsi gorengan lebih sedikit.
Gagal jantung digambarkan sebagai kondisi kronis dan progresif di mana otot jantung tidak mampu memompa darah sebanyak yang seharusnya, menurut American Heart Association.
Analisis tersebut juga menunjukkan bahwa, dengan setiap tambahan 114 gram gorengan yang dikonsumsi per minggu, risiko tersebut meningkat sebesar 12%.