Dia menjelaskan, penyakit-penyakit infeksi emerging ini menjadi penyebab kematian terbesar, terutama di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Melansir situs Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan RI, Selasa (13/9/2022), penyakit infeksi emerging ini memang mendapat perhatian khusus dan menjadi masalah kesehatan masyarakat serius.
Sebab, penyakit ini tidak hanya menimbulkan kematian, tetapi juga membawa dampak sosial dan ekonomi yang besar dalam era globalisasi, saat seluruh dunia saling terhubung.
Mohammad Syahril mengatakan, penyakit infeksi emerging membuat pengeluaran negara membengkak. Biaya yang dikeluarkan negara-negara pada level regional dalam menanggulangi SARS bisa mencapai 50 miliar dolar AS.
Misalnya saja, Covid-19 yang telah menekan pertumbuhan ekonomi di sejumlah negara hingga mengalami resesi. Bahkan, efek domino dari Covid-19 masih terasa hingga saat ini, seperti kenaikan harga kebutuhan pokok karena ketersediaannya terbatas akibat pembatasan sosial.
"Selain masalah biaya yang besar, di negara-negara berkembang anggota APEC, ketersediaan tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan untuk menangani penyakit infeksi emerging masih terbatas. Padahal, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam menangani penyakit menular," kata Syahril, dikutip dari press release yang diterima MNC Portal Indonesia pada Selasa (13/9/2022).
Syahril berharap, melalui workshop internasional ini, tenaga kesehatan bisa mendapat banyak pengetahuan. Sebab, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam penanggulangan penyakit-penyakit infeksi emerging. "Dengan demikian, bisa menanggulangi penyakit infeksi emerging dengan lebih baik," ujar dia.
Di sisi lain, rumah sakit juga bisa menangani penyakit infeksi emerging dengan lebih baik sehingga dampak yang ditimbulkan bisa diredam. Alhasil ke depannya, stabilitas perekonomian negara-negara APEC, baik negara maju maupun negara berkembang, bisa lebih terjaga.