Perkiraan menyebutkan angka tersebut kurang dari dua dari setiap 100.000 pemain, tetapi analisis ini mengatakan bahwa angka tersebut lebih tinggi yakni tujuh dari setiap 100.000 pemain.
"Itu berarti kita perlu membuka mata kita terhadap fakta bahwa tingkat kematian lebih tinggi dari yang kita duga, meskipun mereka masih jarang," kata ahli jantung Prof Sanjay Sharma, yang memimpin penelitian di St George's, University of London.
Dalam 20 tahun penyaringan, 42 prospek akademi ditemukan berisiko. Perawatan termasuk operasi korektif dan obat jantung, berarti 30 orang dapat melanjutkan karir mereka. Sisanya disarankan untuk berhenti bermain olahraga kompetitif.
Dari delapan pemain yang meninggal selama penelitian, hanya enam yang didiagnosis dengan masalah jantung akibat pemeriksaan. Prof Sharma mengatakan, Asosiasi Sepak Bola Inggris telah memperkenalkan penelitian tambahan pada usia 18, 20 dan 25 tahun.
Dia mengatakan, mengidentifikasi masalah jantung yang tidak dapat diobati bisa sulit bagi pemain muda dan keputusan harus dibuat antara pemain, orangtua dan klub mereka.
"Kami harus sangat jujur dan mengatakan bahwa ada risiko kematian mendadak dan tingkat kematian rendah, tetapi kami tidak dapat memprediksinya," katanya.
Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) mengungkapkan, ada banyak manfaat kesehatan dari bermain sepak bola. Namun, kami sejumlah kecil orang mungkin memiliki peningkatan risiko kelainan jantung melalui latihan keras, itulah sebabnya mereka memiliki salah satu program pemeriksaan jantung paling komprehensif dalam olahraga dan menawarkan pelatihan darurat kepada tim medis di klub profesional.