Ketiga, inovasi, segmen ini menurut Agus sangat menantang. Hal itu karena, awalnya produk Sasa diasosiasikan sebagai produk yang kurang sehat, tetapi kini menjadi produk pendatang yang menyehatkan (healthter product). Misalnya, tepung untuk Tepung Bumbu dengan fortified produk baru, mulai dari ide menggunakan SAP. Lalu, ada serta santan dengan omega 3 6. Dalam hal ini, Sasa melakukan speed up untuk pengeluaran hingga peluncurannya.
"Kami juga banyak melakukan perubahan di IT. Saat ini core system kami core modules-nya, noncore modules, dan support system," tuturnya.
Hal itu, menurutnya, sehagai bentuk lain inovasi. Keempat, operation. Awalnya, pabrik Sasa hanya satu. Pada 2019, bertambah satu, lalu pada 2020 bertambah lagi satu dan pada 2021 ini rencananya juga akan menambah pabrik lagi.
"Dengan demikian kami harus mengubah supply chain yang awalnya sendiri-sendiri, kemudian akan disentralisasikan. jadi kami memadukan supply chain dari seluruh pabrik menjadi lebih simple," tuturnya.
Terakhir, menurut Agus, terkait dengan talenta ini, prioritas perusahaan adalah mengajak karyawan membudayakan rasa peduli (embrace care culture). Dia percaya dengan memiliki visi misi baru serta mengidentifikasi personal belief dan behavior yang baru kemudian membuat desain jenjang karier yang baru, transformasi pada talenta ini dapat dijalankan dengan mulus.