Agus percaya, perubahan kultur yang dibangun secara sistematis dalam dua tahun terakhir ini menjadi kunci sukses transformasi Sasa. Dia pun percaya, lima strategi yang dijalankan dan telah menjadi panduan arah transformasi berhasil meningkatkan kinerja perusahaan.
Sebagai gambaran untuk kategori MSG, Sasa memimpin pasar dengan penguasaan 90 persen, khususnya di Pulau Jawa. Untuk tepung bumbu sebagai pendatang baru, penjualan Sasa Tepung Bumbu juga terus melaju ke posisi memimpin pasar.
Ekuitas merek Sasa pun meningkat dua kali lipat dibandingkan 2018. Berdasarkan laporan Kantar, untuk kategori SF dan MSG ekuitas merek Sasa nomor satu pada 2020. Ekuitas merek produk non-MSG nya juga meningkat.
Agus optimis, berita baik ini akan terus berlanjut. Selama 2020 Sasa berhasil mengurangi production cost-highest GV ever, meningkatkan employee engagement index, dari 90 persen pada 2019 menjadi 93 persen pada 2020 dan memperoleh lebih dari 35 penghargaan sepanjang 2020. (CM)