Adapun fondasinya finance excellence (finance), adalah mengoptimalkan me-leverage technology to support the business (T), dan memastikan organization and people readiness (HRD). Kedua, mencermati pelanggan. Sebelum 2019, Sasa identik dengan perusahaan MSG, konservatif, product-centric, dan old fashioned.
Mulai 2019 Sasa berusaha bergeser menjadi kitchen food company dari Indonesia yang dicitrakan customers, sebagai perusahaan yang fun, modern, young, dynamic, credible, inspiring, dan legendary. Kemudian, Sasa menyesuaikan target pasar yang tepat untuk kondisi sekarang.
"Sebagai langkah awal di 2019, kami melakukan komunikasi dengan milenial tentang what’s hype in the society. Pada 2020, kami targetkan young, modern, and cool communication approach focusing on young segment. Pada 2021, target kami lebih spesifik, yakni usia produktif, 18-35 tahun," ucapnya.
Dalam hal menggarap pasar, selain memperkuat pertumbuhan di beberapa pasar utama, seperti di Jawa, Sumatera dan Indonesia Timur, Sasa juga menggarap pasar potensial baru di provinsi lain. "Intinya, kami membangun second and third pilar Sasa. Jadi, kami tidak Sasa hanya fokus di MSG karena MSG itu hampir 80 persen dari total size kami," kata Agus.
Da menambahkan, Sasa juga mendiversifikasi produk menjadi produk yang lebih sehat, seperti santan yang mengandung omega 3 dan 6. "Kami juga expand in new potential product, relevan dengan milenial melalui UAT+E communication, dan memaksimalkan profit," tuturnya.