JAKARTA, iNews.id - Kapan Rebo Wekasan 2023 yang merupakan Rabu terakhir di Bulan Safar 1445 H menarik diulas. Sebagian masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa biasanya melakukan ritual dan amalan di Rebo Wekasan.
Amalan tersebut biasanya dengan melakukan doa tolak bala, bersedekah, shalat sunnah tolak bala atau lidaf'il bala. Amalan-amalan tersebut dilakukan memohon keselamatan dari bencana yang dipercaya turun di hari itu.
Rebo Wekasan 2023 atau Rabu terakhir di Bulan Safar jatuh pada hari Rabu, 27 Safar 1445 bertepatan tanggal 13 September 2023.
Lazim di masyarakat menggelar ritual di Rebo Wekasan sesuai adat istiadat daerah tersebut seperti masyarakat Bantul, DIY yang menggelar ritual kirab lemper raksasa dan sedekah ketupat di Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Tradisi tersebut sudah berlangsung secara turun-temurun di kalangan masyarakat.
Bentuk ritual lain Rebo Wekasan yaitu shalat tolak bala, berdoa dengan doa-doa khusus, minum air jimat, dan selamatan, sedekah, silaturrahin, dan berbuat baik kepada sesama.
Asal usul tradisi Rebo Wekasan, sebagaimana dilansir dari artikel Mubarok Yasin, Pengasuh Rubrik Tanya Jawab Fiqh Tebuireng online, bermula dari anjuran Syeikh Ahmad bin Umar Ad-Dairobi (w.1151 H) dalam kitab “Fathul Malik Al-Majid Al-Mu-Allaf Li Naf’il ‘Abid Wa Qam’i Kulli Jabbar ‘Anid (biasa disebut: Mujarrobat ad-Dairobi).
Anjuran serupa juga terdapat pada kitab: ”Al-Jawahir Al-Khams” karya Syeikh Muhammad bin Khathiruddin Al-‘Atthar (w. th 970 H), Hasyiyah As-Sittin, dan sebagainya.
Dalam kitab-kitab tersebut disebutkan bahwa salah seorang Waliyullah yang telah mencapai maqam kasyaf (kedudukan tinggi dan sulit dimengerti orang lain) mengatakan bahwa dalam setiap tahun pada Rabu terakhir Bulan Shafar, Allah Swt menurunkan 320.000 (tiga ratus dua puluh ribu) macam bala’ dalam satu malam. Oleh karena itu, beliau menyarankan Umat Islam untuk shalat dan berdoa memohon agar dihindarkan dari bala’ tsb. Tata-caranya adalah shalat 4 Rakaat. Setiap rakaat membaca surat al Fatihah dan Surat Al-Kautsar 17 kali, Al-Ikhlas 5 kali, Al-Falaq dan An-Nas 1 kali. Kemudian setelah salam membaca doa khusus yang dibaca sebanyak 3 kali. Waktunya dilakukan pada pagi hari (waktu Dhuha).
Rasulullah Saw telah meluruskan mitos terkait kesialan di Rebo Wekasan Bulan Safar tersebut. Nabi SAW bersabda:
لا عدوى ولا طيرة ةلا هامة ةلا صفر وفر من المجذوم كما تفر من الأسد
Artinya: Tidak ada wabah (yang menyebar secara sendirinya), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga Safar. Menghindarlah dari penyakit kusta sebagaimana engkau menghindari singa.”
Menurut Ibnu Utsaimin rahimahullah, kata Safar dalam hadis tersebut memiliki makna yang bervariasi. Namun yang paling kuat menurut umat Jahiliah adalah sebagai bulan kesialan, sehingga sebagian orang jika selesai melakukan pekerjaan tertentu pada hari ke-25 dari bulan Safar merasa lega, dan berkata, “Selesai sudah hari kedua puluh lima dari bulan Safar dengan baik.”
Dari keterangan Hadits tersebut mengingatkan jangan sampai meyakini bahwa Rabu Wekasan adalah hari buruk. Muslim dianjurkan bermuhasabah dengan datangnya 300.000 cobaan sebagaimana keterangan dari sebagian Ahli Kasyf di atas.
Namun tetap harus berperasangka baik kepada Allah Swt akan hari tersebut. Tidak meyakininya sebagai hari buruk.