Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka. Semangka akhirnya muncul di mana, seperti lukisan, kaos, grafiti, poster, dan emoji media sosial.
Tak tinggal diam, pemerintah Israel pada tahun 1980 bahkan pernah menutup sebuah pameran di Galeri 79 di Ramallah yang menampilkan karya-karya seniman Sliman Mansour, Nabil Anani, dan Issam Badrl. Hal itu karena karya-karya yang dihasilkan merujuk pada bendera Palestina.
"Mereka mengatakan kepada kami bahwa melukis bendera Palestina dilarang, tetapi warnanya juga dilarang,” kata Sliman Mansour, dikutip iNews.id dari situs Time Magazine.
“Lalu Issam Badri bertanya, ‘Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam dan putih?’ yang dijawab dengan marah oleh petugas, 'Itu akan disita.’ Bahkan jika Anda melukis semangka, itu akan disita,” kata Sliman Mansour.
Lalu pada tahun 1993, Israel mencabut larangan terhadap bendera Palestina, sebagai bagian dari Perjanjian Oslo. Bendera tersebut akhirnya diterima sebagai simbol otoritas Palestina, yang akan mengelola Gaza dan wilayah-wilayah lain.