Raja Diqyanus kerap mengadakan tradisi musyrik setiap tahunnya. Yakni menyembah kepada berhala-berhala. Ia juga memaksa rakyatnya untuk melakukan hal demikian.
Bagi siapapun yang tidak menyembah berhala, maka ia akan disiksa dan dibunuh. Karena ancaman itulah yang membuat rakyat yang takut dan meninggalkan agama tauhid.
Namun, ada sekelompok pemuda yang tetap memegang teguh ajaran tauhid. Pemuda-pemudah ini hanya menyembah satu Tuhan, yaitu Allah Azza wa Jalla.
Di suatu waktu mereka menolak untuk bergabung dalam hari raya penyembahan berhala yang digelar oleh Raja Diqyanus. Mereka memilih untuk berkumpul dan beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.
Tak disangka, kegiatan ibadah pemuda Ashabul Kahfi akhirnya diketahui oleh penduduk sekitar. mereka akhirnya diketahui penduduk. Penduduk pun melaporkan hal itu kepada pihak kerajaan.