JAKARTA, iNews.id - Niat puasa tarwiyah perlu diketahui atau diingat kembali oleh umat Muslim memasuki bulan Dzulhijjah 1444 H.
Puasa tarwiyah menjadi salah satu amalan sunnah yang dilaksanakan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Puasa sunnah menjelang Idul Adha lazim disebut sebagai Puasa Dzulhijjah. Waktu pelaksanaan amalan sunnah tersebut adalah pada tanggal 8 Dzulhijjah atau sehari sebelum puasa Arafah.
Praktek dan ketentuan pelaksanaan kedua puasa tarwiyah dilakukan sama seperti puasa pada yang lain dalam syariat Islam. Hal yang membedakan adalah niatnya.
Sebelum mengetahui niat puasa tarwiyah, patutnya kita mengetahui dalil pelaksanaan amalan sunnah tersebut. Berikut adalah ulasannya.
Terdapat riwayat atau hadits yang menyebutkan tentang keutamaan puasa Tarwiyah. Salah satunya adalah sebagai berikut:
صَوْمُ يَوْمَ التَّرْوِيَّةِ كَفَارَةُ سَنَة
“Puasa pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) akan mengampuni dosa setahun yang lalu. Sedangkan puasa Arafah akan mengampuni dosa dua tahun.” (HR Tirmidzi).
Berdasarkan hadits di atas, keutamaan mengerjakan puasa Tarwiyah dan puasa Arafah yaitu dapat menghapus dosa.
Dalam Al Maudhu'at, Ibnul Jauzi mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih. Sementara dalam Al Fawa-id Al Majmu’ah, hal. 96, Asy Syaukani mengatakan bahwa hadits ini tidak shahih dan dalam riwayatnya ada perawi yang pendusta.
Namun jika berpuasa karena mengamalkan keumuman hadits shahih yang menjelaskan keutamaan berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, maka itu diperbolehkan. Hal itu sebagaimana hadits berikut:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijjah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya," (HR. Abu Daud)
Karena kedua puasa tarwiyah adalah amalan puasa sunnah, tak jarang masih banyak orang yang lupa mengucapkan atau melafalkan niat niat pada malam hari. Meski begitu, niat tersebut ternyata tetap boleh disusulkan pada siang harinya. Tepatnya dari pagi hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu dzuhur) selagi belum melakukan hal-hal yang dapat membatalkan puasa.
Dilansir iNews.id dari NU Jatim, Selasa (20/6/2023), orang yang memiliki utang puasa Ramadhan juga boleh mengqadhanya bersamaan dengan puasa sunnah ini. Menurut Sayyid Bakri Syatha dengan mengutip fatwa Al-Barizi, meski diniatkan qadha, maka tetap mendapat pahala sunnah puasa tarwiyah.
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Latin: Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, sunnah karena Allah ta'ala.
Berikut adalah lafal niat ketika siang hari:
نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an ada’i tarwiyata sunnatan lillâhi ta’ala.
Artinya: Saya niat puasa sunnah Tarwiyah hari ini karena Allah ta’âlâ.