Ibnu Abu Hatim mengatakan dari Abu Sa’id Al-Asyaj, dari Hafs Ibnu Gayyas, dari hajjaj, dari Ibnu Abu Mulaikah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna kalimat subhanallah. Hal itu artinya pujian Allah kepada diri-Nya sendiri yang menyucikan-Nya dari semua keburukan.
Kemudian Umar pernah bertanya kepada Ali, sedangkan teman-teman sahabat Umar berada dihadapannya, “Kalau makna kalimah la ilaha illallah telah kami ketahui, apakah makna subhanallah?”. Ali menjawab “Ia merupakan suatu kalimat yang disukai oleh Allah buat diri-Nya, dan Dia rela serta suka bila diucapkan”.
Adapun Masyaallah yang artinya atas kehendak Allah semua ini terwujud atau terjadi. Masyaallah diucapkan ketika melihat keajaiban dan takjub atas ciptaan Allah SWT, seperti terjadinya gerhana bulan total.
Dalam Al Qur'an, Allah SWT berfirman:
وَلَوْلَآ اِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاۤءَ اللّٰهُ ۙ لَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ
Dan mengapa kamu tidak mengucapkan tatkala kamu memasuki kebunmu "Maasyaa Allah, laa quwwata illaa billah" (Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). (QS. Al Kahfi, ayat: 39)
Dzikir atau mengingat Allah sangat dianjurkan diucapkan dalam segala hal baik di kala susah maupun senang. Sebab, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
Allah SWT berfirman:
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Artinya: Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku". (QS. Al baqarah: 152).