Pada awalnya, mendirikan Pesantren Tebuireng bukan perkara mudah karena saat itu orang-orang di kawasan Jombang terkenal dengan perilaku buruk. Namun, hal itu tidak menyurutkan tekat Kiai Hasyim.
Awalnya, pesantren yang dibangun hanya beberapa bilik atau kamar dari taratak atau bambu. Santri pada masa itu hanya berjumlah delapan orang. Lambat laun, kealiman dan kezuhudan Kiai Hasyim membuat masyarakat Jombang menerima dakwahnya hingga membuat pesantrennya semakin berkembang.
Komitmen Keumatan
Tak hanya konsen pada pendidikan agama, Kiai Hasyim juga peduli dengan persoalan keumatan. Puncak komitmennya dalam menyelamatkan umat dari kubangan kebodohan, kemiskinan dan ketidakadilan yakni dengan mendirikan organisasi sosial-keagamaan yang diberi nama Nahdtalul Ulama.
Organisasi NU ini tidak bisa dipisahkan dari kiprah Kiai Hasyim bersama Kiai Abdul Wahab Hasbullah dan beberapa ulama lainnya. Organisasi NU ini didirikan di Surabaya pada 31 Januari 1926.