1.000 Orang Lebih Tewas akibat Perang di Suriah dalam 3 Hari, Apa yang Terjadi?

Anton Suhartono
Pertempuran antara pasukan keamanan Suriah yang dibantu milisi pro-pemerintah melawan loyalis rezim Assad pecah sejak 6 Maret (Foto: AP)

DAMASKUS, iNews.id - Pertempuran antara pasukan keamanan Suriah dengan kelompok loyalis mantan Presiden Bashar Al Assad sejak beberapa hari terakhir telah menewaskan 1.000 orang lebih. Sebagian besar korban adalah etnis minoritas Alawite.

Presiden Suriah Ahmed Al Sharaa pun menyerukan persatuan dan perdamaian nasional, setelah pertempuran beberapa hari terakhir. Kekerasan meletus sejak Kamis (6/3/2025) antara pasukan keamanan Suriah baru dibentuk yang dibantu milisi-milisi loyalis pemerintah, melawan etnis Alawite, di tempat rezim Assad berasal. Pertempuran pecah di sepanjang Pantai Mediterania.

"Kita harus menjaga persatuan nasional (dan) perdamaian sipil sebisa mungkin dan, Insya Allah, kita akan bisa hidup bersama di negara ini,” kata Al Sharaa, dalam pidatonya di sebuah masjid Kota Damaskus, Minggu (9/3/2025).

Ini merupakan ujian terbesar bagi pemerintahan persatuan Suriah di bawah Al Sharaa sejak mengambil alih sekaligus menggulingkan kekuasaan rezim Assad pada Desember 2024. Al Sharaa, pemimpin kelompok oposisi bersenjata utama  Hayat Tahrir Al Sham (HTS), ditunjuk sebagai presiden sementara Suriah sampai pemerintahan permanen terbentuk.

Kementerian Dalam Negeri Suriah menyatakan, pasukan pemerintah menggelar operasi penyisiran di Qadmous serta desa-desa sekitarnya di Provinsi Tartus. Tujuannya memburu sisa-sisa kelompok rezim Assad yang kerap melakukan gangguan keamanan dengan serangan-serangan sporadis mereka.

Kantor berita pemerintah Suriah SANA, mengutip sumber pejabat di Kementerian Pertahanan, melaporkan bentrokan masih berlangsung di Tanita, sebuah desa di Tartus, pada Minggu.

Samir Haidar (67), warga Baniyas, sebuah desa di Tartus, mengatakan kepada AFP dua saudara kandung dan keponakannya dibunuh oleh kelompok bersenjata yang memasuki rumah-rumah penduduk.

Meskipun dia seorang Alawi, Haidar merupakan penentang rezim Assad dan pernah dipenjara selama lebih dari 10 tahun saat rezim itu berkuasa.

Editor : Anton Suhartono
Artikel Terkait
Internasional
13 jam lalu

Pasukan Suriah Tangkap Pemimpin Senior ISIS Taha Al Zoubi

Internasional
6 hari lalu

Yordania Kirim Jet Tempur Bantu Amerika Gempur ISIS di Suriah

Internasional
6 hari lalu

Gempur Habis-habisan ISIS di Suriah, Trump Sebut Dapat Izin dari Presiden Ahmad Al Sharaa

Internasional
6 hari lalu

Trump Umumkan Serangan Besar-besaran Targetkan ISIS di Suriah

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal