NEW YORK, iNews.id - Dewan Keamanan PBB gagal menyepakati pernyataan untuk mengutuk kudeta di Myanmar dalam pertemuan Selasa (9/3/2021). Namun anggota sepakat untuk menyerukan dihentikannya kekerasan oleh militer serta mempertimbangkan tindakan lebih lanjut.
Anggota tetap dan tidak tetap DK PBB yakni China, Rusia, India, dan Vietnam mengusulkan agar draft yang diusulkan Inggris diubah, termasuk menghapus referensi kudeta serta ancaman untuk mempertimbangkan tindakan lebih lanjut.
Pernyataan itu disetujui oleh 15 anggota DK melalui konsensus.
"Setiap negara anggota memiliki peran untuk dimainkan secara individu maupun kolektif. Secara kolektif, kami selalu mencari suara dan tindakan yang kuat dari Dewan Keamanan," kata Juru Bicara PBB, Stephane Dujarric, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/3/2021).
Draf pernyataan DK menyerukan kepada militer untuk sepenuhnya menahan diri seraya menegaskan bahwa mereka mengikuti perkembangan situasi dengan cermat dan siap mempertimbangkan tindakan lebih lanjut.
Selain itu, mengutuk keras penggunaan kekerasan terhadap pengunjuk rasa damai, keprihatinan mendalam atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan fundamental, termasuk pembatasan personel medis, masyarakat sipil, dan pekerja media, serta seruan untuk segera membebaskan semua yang ditahan.