Di Kota Antakya, Turki, suhu mendekati titik beku tatkala hujan turun. Akibat gempa itu, warga tak dapat menikmati listrik atau bahan bakar di kota itu.
Hal ini tentu semakin membuat korban gempa semakin menderita. Selain bertarung dengan rasa sakit akibat luka, kehilangan anggota keluarga yang dicintai, mereka juga harus mampu bertahan melawan dingin setelah rumah mereka hancur.
Presiden Rusia, Vladimir Putin ini menawarkan bantuan dari negaranya untuk para korban gempa dahsyat di Turki. Selain itu, dia juga menyampaikan tawaran yang sama bagi para korban gempa yang sama di Suriah.
Selain Rusia, Ukraina siap memberikan bantuan yang diperlukan oleh rakyat Turki yang terdampak bencana gempa. Hal itu disampaikan Presiden Volodymyr Zelensky.
Selanjutnya, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebut Suriah telah meminta bantuan terkait gempa bumi M7,8. Meski demikian tak satu pun dari pejabat yang menjelaskan siapa pihak yang meminta bantuan.
Netanyahu mengatakan telah lebih dulu memerintahkan pengiriman bantuan ke Turki, pusat gempa yang mengguncang pada Senin pagi. Bantuan disalurkan melalui udara yang berangkat Senin sore.
Pemerintah Turki telah mendeklarasikan “kewaspadaan tingkat 4” yang berarti mengizinkan bantuan internasional untuk masuk ke negara itu. Akan tetapi, status tersebut bukan keadaan darurat yang akan menyebabkan mobilisasi massal militer.
Pejabat AFAD, Orhan Tatar mengatakan, setidaknya ada 5.775 bangunan yang hancur akibat gempa dahsyat kemarin—yang diikuti oleh 285 gempa susulan. Selain itu, ada 20.426 orang yang terluka.
Badan bencana Turki itu mengungkapkan, 13.740 personel dari tim SAR (pencarian dan penyelamatan) dikerahkan dan lebih dari 41.000 tenda telah dibangun. Pemerintah juga menyediakan 100.000 tempat tidur dan 300.000 selimut telah dikirim di wilayah tersebut.