TEL AVIV, iNews.id - Kepercayaan publik Israel terhadap pemerintah dan militer merosot tajam terkait fakta memalukan, sejumlah sandera Israel di Gaza ternyata tewas akibat tembakan pasukan mereka sendiri.
Laporan investigatif Yedioth Ahronoth menyebut kegagalan itu dipicu kesalahan intelijen dan tekanan politik yang memaksa militer bertindak gegabah.
Salah satu kasus yang paling mengguncang terjadi pada operasi penyelamatan sandera Sahar Baruch di Kota Khan Younis. Pasukan elite Sayeret Matkal dikirim untuk menembus lokasi penahanan, namun karena informasi intelijen yang salah, mereka justru melancarkan serangan besar-besaran di area tempat Baruch berada. Dalam kekacauan baku tembak dan ledakan, Baruch tewas terkena bom dari pasukan Israel sendiri.
Laporan tersebut menyebut, tragedi serupa juga terjadi dalam beberapa misi lain selama perang di Gaza. Kesalahan informasi membuat banyak operasi penyelamatan berubah menjadi bencana. “Ada tekanan berat dari eselon politik untuk bertindak cepat dan dengan kekuatan maksimal, terutama di bulan-bulan awal perang,” ungkap seorang pejabat Israel kepada surat kabar itu.
Tekanan tersebut diyakini datang langsung dari lingkaran pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang ingin menunjukkan hasil cepat di tengah kritik publik dan keluarga sandera. Namun pendekatan agresif itu justru memperburuk situasi di lapangan.
Beberapa perwira senior, seperti Mayor Jenderal Nitzan Alon, diketahui sempat mengingatkan agar operasi dilakukan lebih hati-hati demi mengurangi risiko terhadap nyawa para sandera. Namun suara kehati-hatian itu kalah oleh desakan politik untuk “menunjukkan kemenangan”.