JAKARTA, iNews.id - Profil Genghis Khan, pemimpin Mongolia yang memerintah hingga akhir hayatnya pada 1227, perlu diketahui. Sosoknya punya pengaruh besar, bukan hanya di Asia Timur dan Asia Selatan tapi secara juga Eropa bahkan Afrika.
Genghis Khan memiliki nama asli Temujin yang lahir dari Klan Borigin pada 1162. Saat berusia 44 tahun dia didapuk menjadi Khan atau Kaisar di Kekaisaran Mongol. Kariernya dimulai sejak 1178 saat dia menikahi Borte.
Dari pernikahannya, mereka dikaruniai empat putra dan beberapa putri yang jumlah pastinya tidak diketahui.
Setelah itu, Temujin membuat aliansi dan membangun reputasinya sebagai seorang prajurit. Seiring berjalannya waktu, Temujin memiliki banyak pengikut. Berbagai aktivitas dilakukannya hingga Temujin membangun Kekaisaran Mongolia yang ditakuti pada saat itu.
Pada masa kekuasaannya, Genghis Khan memberikan kebebasan beragama kepada rakyatnya dan juga menghapus penyiksaan. Dia juga mendorong perdagangan di daerahnya dan menciptakan sistem pos internasional yang pertama.
Meskipun terkenal sebagai sosok yang berkarisma dan mengayomi rakyat, Genghis juga terkenal dengan karakternya yang keras. Selama invasi, pasukan Genghis membantai banyak musuh. Invasi Mongol merupakan salah satu kekejaman yang paling menghancurkan dalam sejarah dunia. Pada periode 1211 dan 1223, sebanyak 18,4 juta orang di China dan sekitarnya menjadi korban.
Mereka juga dikenal memiliki taktik perang yang brutal dan bengis, memanfaatkan keburukan fisik dan bau busuk dari tubuh mereka karena tidak pernah mencuci pakaian dan mandi.
Namun, dalam melaksanakan invasinya, mereka tidak pernah menghancurkan biara, masjid, dan gereja karena memegang toleransi.
Mongolia berkembang pesat saat dipimpin Genghis Khan. Kaisar ini berhasil menyatukan suku-suku nomaden di dataran tinggi Mongolia. Selain itu, sebagian besar wilayah di Asia Tengah dan China berhasil ditaklukannya.
Pada saat Genghis Khan mundur kembali ke Mongolia, dia sempat memerintahkan dua jenderal terbaik Mongol, Jebe dan Subotai Baatur, menyelidiki daerah barat dan membasmi sisa musuh sampai ke wilayah Rusia. Jebe dan Subotai pun menginjak daratan Eropa dan mengalami konfrontasi bahkan menghancurkan pasukan Salib yang hendak menyerang wilayah Arab.