"Rumah sakit baru yang sedang dibangun adalah untuk orang-orang yang sudah ada di rumah sakit lain saat ini. Mereka akan dipindahkan ke yang baru. Tapi bagi orang-orang seperti kami, sekarang saja kami tidak bisa mendapatkan tempat tidur, apalagi di rumah sakit baru," kata dia.
"Jika kami mengikuti pedoman pemerintah, satu-satunya tempat yang bisa kami datangi sekarang adalah tempat-tempat karantina. Tapi jika kami pergi, apa yang terjadi pada paman akan terjadi pada ayah," lanjutnya.
"Jadi kami lebih baik mati di rumah."
Wang mengatakan ada banyak keluarga seperti dia di sini, semua menghadapi kesulitan yang sama. Ayah teman Wang bahkan ditolak oleh staf di tempat karantina karena dia demam tinggi.
"Sumber daya terbatas tapi populasi yang terinfeksi sangat besar. Kami takut, kami tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya."
Wang pun memberi pesan kepada dunia.
"Yang ingin saya katakan adalah, seandainya saya tahu mereka akan menutup kota pada 23 Januari, saya pasti akan membawa seluruh keluarga saya keluar, karena tidak ada bantuan di sini," kata dia.
"Jika kami berada di tempat lain, mungkin ada harapan. Saya tidak tahu apakah orang-orang seperti kami, yang mendengarkan pemerintah dan tinggal di Wuhan, membuat keputusan yang tepat atau tidak," paparnya.
"Tetapi saya pikir kematian paman saya telah menjawab pertanyaan itu."