SEOUL, iNews.id - Korea Utara (Korut) mengecam Dewan Keamanan PBB terkait pertemuan membahas peluncuran satelit mata-matanya. Pertemuan itu digelar pada Jumat lalu atas permintaan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutunya.
Peluncuran satelit tersebut dianggap melanggar resolusi DK PBB karena Korut menggunakan teknologi rudal balistik pada roket pendorongnya. Namun upaya Korut untuk menempatkan satelit mata-mata pertamanya ke orbit dalam peluncuran pada Rabu (31/5/2023) itu gagal. Roket pendorong mengalami masalah teknis hingga jatuh ke laut sesaat setelah peluncuran.
Korut menyebut pertemuan itu digelar atas 'tuntutan perampokan' dari AS seraya bersumpah akan terus mengabaikan sanksi dari Negeri Paman Sam dan membela diri.
Kim Yo Jong, adik pemimpin Korut Kim Jong Un, mengatakan pertemuan tersebut merupakan penanda lain bahwa DK PBB berfungsi sebagai pelengkap politik AS. Dia menjelaskan, DK PBB menerima tuntutan perampokan dari AS untuk menggelar pertemuan itu guna mengabaikan hak Korut dalam pengembangan luar angkasa.
"Saya sangat tersinggung, DK PBB secara rutin mengkritik pelaksanaan hak kedaulatan kami sebagaimana diinginkan Amerika Serikat, dan sangat mengutuk dan menolak ini sebagai tindakan paling tidak adil dan berprasangka, mencampuri urusan dalam negeri, dan melanggar kedaulatan kami," kata Kim Yo Jong, dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita KCNA, Minggu (4/6/2023).
Dia melanjutkan, Korut meluncurkan satelit mata-mata sebagai pembalasan yang sah serta bentuk pembelaan diri atas meningkatnya ancaman dari AS dan negara-negara sekutunya. Pernyataannya merujuk pada meningkatnya aktivitas militer bersama AS, Korea Selatan, dan Jepang di kawasan.